Olehkarena itu, cara orang tua mendidik besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya karena keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Orang tua harus selalu mengikuti perkembangan anaknya di sekolah dan berusaha mengetahui tarap kemampuan yang dimiliki anaknya.
ORANG tua merupakan orang yang memiliki jasa terbesar bagi sang anak. Merekalah yang merawat dan menjaganya dari semenjak lahir ke dunia ini hingga ia tumbuh dewasa. Sebagai seorang anak yang mengerti akan hal itu, tentu akan mencari tahu apa yang harus ia lakukan pada orang tuannya. Lalu, apa sebenarnya hak orang tua pada anaknya? Seorang anak bertanya kepada Rasulullah SAW, “Apakah hak orang tua terhadap anaknya?” Rasulullah menjawab, “Mereka itu adalah surgamu dan nerakamu?” HR. Ibnu Majah. Maksudnya ialah, orang tua dapat menjadi penentu bagi anak, apakah ia akan menjadi anak yang berbudi atau bahkan sebaliknya. Itu semua tergantung dari pendidikan yang diterapkan oleh orang tua. Nah, di sinilah tugas anak untuk mencari tahu. Apakah orang tua kita ingin menjadikan kita sebagai anak yang menjurus pada arah yang baik atau kah sebaliknya. Dengan begitu, bagi anak yang sudah mampu berpikir kritis akan dapat membedakan mana pendidikan yang baik dan tidak. Maka, ketika orang tua memberikan pendidikan yang baik, Anda harus terima dan mencoba untuk mengamalkannya, karena itu telah menjadi kewajiban Anda untuk berbakti pada mereka. Namun, jika orang tua, lebih mendidik pada arah yang bertentangan dengan syariat Islam, maka tidak ada kewajiban bagi Anda untuk mentaatinya. Mengapa? Karena Anda dapat memilih perbuatan yang lebih baik dari itu. Dan Anda bukan termasuk ke dalam golongan anak yang durhaka jika tidak mau mengikuti perintah orang tua yang seperti itu. [] Sumber Anda Bertanya Islam Menjawab/Karya Prof. Dr. M. Mutawalli as-Sya’rawi/Penerbit Gema Insani
HaditsKeenam. Dari Mughirah bin Syu'bah Ra. ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Senantiasa di kalangan umatku ada golongan yang selalu menang (dalam perjuangan mereka), sehingga sampailah pada suatu waktu yang dikehendaki Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Mereka senantiasa menang." [HR.
Sebab-sebab Anak Masuk Neraka Salah satu perbuatan dosa besar yang sangat dimurkai oleh Allah Ta’ala adalah durhaka kepada kedua orang tua. Oleh karena itu Islam mengingatkan juga mengajarkan untuk senantiasa memuliakan dan berlaku baik kepada kedua orang tua. Memuliakan orangtua menjadi salah satu sebab seorang anak menjadi ahli surga, dan bersikap durhaka kepada kedua orang tua menyebabkan seseorang menjadi penghuni neraka. Berikut merupakan bentuk-bentuk durhaka kepada kedua orang tua yang disebutkan dalam Alquran dan hadis. Pertama, berkata keras dan kasar. Berkata keras dan kasar kepada orang tua merupakan salah satu bentuk durhaka yang dilarang dalam Islam. Hal ini sesuai dengan Al Quran surat Al-Isra ayat 23, وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” Kedua, membuat bersedih atau menangis. Membuat orang tua bersedih sampai menangis karena perbuatan atau ucapan anaknya juga salah satu bentuk dari kedurhakaan. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Shalallahu alaihi wasallam, لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ عَاقٌ وَلاَ مُدْمِنُ خَمْرٍ وَلاَ مُكَذِّبٌ باْلقَدَرِ “Tidak masuk surga anak yang durhaka, peminum khamr minuman keras dan orang yang mendustakan qadar” HR. Ahmad 6/441 dan di Hasankan oleh Al-Albani dalam Silsilah Hadits Shahihnya 675. Tiga, tidak patuh. Dengan alasan kesibukan pekerjaan atau sudah punya keluarga sendiri, banyak anak yang kemudian mulai kurang perhatian kepada kedua orang tuanya. Hingga tidak sedikit kasus anak yang menelantarkan orangtua, padahal hal tersebut termasuk bentuk kedurhakaan yang nyata. Dari Mughirah bin Syu’bah Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, إِنَّاللَّهَ تَعَالَى حَرَّمَ عَلَيْكُمْ عُقُوقَ اْللأَمَّهَاتِ، وَمَنْعًا وَهَاتِ وَوَأْدَ اْلبَنَاتِ، وَكَرِهَ لَكُمْ قِيْلَ وَقَالَ، وَكَشْرَةَ اْلسُّؤَالِ، إِضَاعَةَ اْلمَالِ “Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kamu, durhaka pada ibu dan menolak kewajiban, dan minta yang bukan haknya, dan membunuh anak hidup-hidup, dan Allah membenci padamu banyak bicara, dan banyak bertanya demikian pula memboroskan harta menghamburkan kekayaan.” HR. Bukhari dalam Fathul Baari 10/405 No. 5975, Muslim No. 1715 & 912. Tidak menghormati orang tua juga masuk dalam kategori kedurhakaan seorang anak. Allah menganjurkan seorang anak agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Hal ini sebagaimana termuat dalam Al Quran, “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.” QS. An-Nisa 36. Shabirin
dakwahustad abdul somad .semoga channel ini bermanfaat bagi kita semua channnel PENGAGUM UAS bertujuan mengumpulkan semua dakwah ustadz abdul somad .Ustaz P
Seorang Pendakwah Mengatakan Orang Tua Nabi di Neraka, Tanda Tidak Mengerti Ilmu Hadis Sekolah hadis onlineBeberapa tahun lalu ada pendakwah yang berceramah tentang status orang tua Nabi SAW di akhirat. Dalam ceramah itu dia mengatakan kedua orang tua Nabi masuk neraka. Pernyataan ini tentu menimbulkan kontroversi dan dianggap tidak beradab. Argumentasi yang digunakan pendakwah merujuk pada hadis riwayat Imam Muslimعن أنس أن رجلا قال يا رسول الله أين أبي قال في النار، فلما قفى دعاه، فقال إن أبي وأباك في النارArtinya“Sayyidina Anas menceritakan bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah. Wahai Rasulullah di mana ayahku’ Tanya laki-laki itu. Rasulullah menjawab, Di neraka’. Laki-laki itu langsung balik arah, dan Rasulullah SAW memanggilnya sembari berkata, Sesungguhnya ayahku dan ayahmu di neraka'”. HR MuslimDilihat dari kualitas sanadnya, hadis di atas shahih, apalagi diriwayatkan Imam Muslim. Seluruh rawinya kredibel dan silsilah sanadnya bersambung sampai ke Rasulullah SAW. Tapi hadis shahih mesti dipahami secara benar juga agar tidak menimbulkan kajian hadis, ada tiga tahapan yang harus ditempuh untuk memahami hadis pertama, memahami istilah-istilah hadis, dikenal dengan istilah ilmu musthalah hadis; kedua, ilmu takhrij hadis, ilmu untuk menentukan hadis ditemukan dalam kitab apa; ketiga, ilmu pemahaman hadis, atau disebut juga thuruq fahmil yang mengatakan orang tua Nabi di neraka tidak melakukan tiga tahapan di atas. Dia hanya menggunakan tahapan pertama saja. Tapi tidak menelurusi hadis-hadis lain semakna dan tidak mengkomparasikannya dengan al-Qur’an agar mendapat pemahaman yang benar. Kalau orang tua Nabi dikatakan di neraka, maka akan bertentangan dengan al-Qur’ al-Isra’ ayat 51 misalnya mengatakan sekelompok masyarakat yang hidup sebelum diturunkan Rasul tidak dibebankan taklif syariat. Artinya, mereka tidak bisa dikatakan sebagai penduduk neraka. Para ulama menyebut mereka sebagai ahlul fatrah, yaitu masa kekosongan dan Allah belum mengutus Rasul yang membawa syariat baru. Karenanya, mayoritas ulama menyimpulkan orang tua Rasulullah masuk dalam kategori ahlul fatrah dan keduanya tidak benar dikatakan masuk itu, mengingat pentingnya ilmu ini, el-Bukhari Institute sejak tahun 2016 membuka Program Sekolah Hadis dalam tiga Musthalah Hadis. Di sini peserta akan mendapatkan pemahaman terkait istilah-istilah dalam Ilmu Hadis seperti Mursal, Maudhu’, Maqthu’, Jarh dan Takhrij dan Analisis Sanad. Di sini peserta akan diajak untuk menelusuri sumber utama hadis dan bagaimana menentukan kualitas sebuah Thuruq fahm al-Hadits Metode Pemahaman Hadis. Di sini peserta akan mendiskusikan bagaimana metode-metode yang benar dalam memahami ini, el-Bukhari Institute kembali membuka sekolah hadis online dengan tiga level, yaitu kelas musthalah hadis, kelas ilmu takhrij hadis, dan kelas metode memahami hadis Nabi SAW.*Bagi yang ingin mengikuti program ini silahkan klik link ini
Oleh Azhari. baitijannati - Awal mula kehidupan seseorang berumah tangga adalah dimulai dengan ijab Kabul, saat itulah segala sesuatu yang haram menjadi halal. Dan bagi orang yang telah menikah dia telah menguasai separuh agamanya. Barang siapa menikah, maka dia telah menguasai separuh agamanya, karena itu hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi.
waktukamu berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu Sebagai balasannya . Kamu baca tentang pengaruh negatif orang tua yang numpang tinggal di rumah anaknya dan hingga suatu hari, dia meninggal dengan tenang Dan tiba-tiba kamu teringat semua yang belum pernah kamu lakukan, Dan itu menghantam
Diantara tanda kesalehan anak adalah mau mendoakan kepada orang tua. "Doa adalah kemauan hati anak yang baik yang menghendaki orang tuanya mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Berikut Faedah dari hadis 3 amal jariah: Pertama: Jika manusia itu wafat, maka amalannya terputus. Dari sini menunjukkan bahwa seorang muslim
Anaktidak lagi merindukan orang tua, dan orang tua pun tidak lagi peduli akan masa depan anaknya. Bila sudah demikian halnya, bukan surga lagi yang datang, melainkan neraka yang siap untuk membakar. Benar, orang tua tidak punya hak membesarkan jiwa anak-anaknya, dan mereka hanya boleh membesarkan raganya.
. h0neziwk9j.pages.dev/398h0neziwk9j.pages.dev/264h0neziwk9j.pages.dev/204h0neziwk9j.pages.dev/116h0neziwk9j.pages.dev/233h0neziwk9j.pages.dev/31h0neziwk9j.pages.dev/345h0neziwk9j.pages.dev/328h0neziwk9j.pages.dev/399
hadits orang tua masuk neraka karena anaknya